Banyuasin|KabarRI.com, – Memperingati Hari Tani Nasional Ke-61. Serikat Petani Indonesia Sumatera Selatan melahirkan gerakan mahasiswa yaitu Gema Petani (Gerakan Mahasiswa Petani) yang merupakan sebuah gerakan organisasi mahasiswa yang memfokuskan tujuannya untuk memperjuangkan hak-hak petani untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan keadilan sosial. Kegiatan ini di dukung penuh oleh Pengurus DPW Serikat Petani Indonesia Sumsel, yang diwakilkan oleh Widya Astin S.Sos, Ketua DPC Serikat Petani Indosesia Kabupaten Banyuasin.
Pada hari ini, tanggal 24 september 2021 bertepatan dengan Hari Tani Nasional Gema Petani Sumatera Selatan mendeklarasikan diri sebagai organisasi yang akan berjuang dan membantu menyelasaikan masalah yang berkaitan dengan kedaulatan rakyat atas pangan serta reforma agraria sesuai UU No. 5 tahun 1960.Yang dinahkodai oleh Aditya, Mahasiswa UNSRI semester 7 Jurusan Agribisnis.
Aditya terpilih menjadi Deklarator Gema Petani Sumatera Selatan . Hal tersebut mendapat dukungan penuh dari Serikat Petani Indonesia(SPI) yang melahirkan Gema Petani. Atas amanat Kongres I Gema Petani Indonesia di Jambi inilah terpilih 5 presidium Gema Petani Indonesia dari seluruh Indonesia yang diketuai oleh Anas, mahasiswa asal Jawa Barat. Deklarasi ini juga merupakan dorongan dari Gema Petani Indonesia yang berpusat di Jakarta. Tujuannya untuk mempercepat gerakan dan kegiatan yang akan dilakukan demi terwujudnya cita-cita organisasi dalam mewujudkan Reforma Agraria Sejati Untuk Kedaualatan Pangan dan Keadilan Sosial.
Ini adalah tantangan kita bersama, tanggungjawab besar yang diemban setiap kader-kader Gema Petani. Gema Petani adalah kekuatan baru yang bisa mempercepat terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik, tambah Widya Astin S.Sos yang mewakili Pengurus SPI Sumatera Selatan.
Semoga kedepan tidak ada lagi petani yang termarjinalkan disaat pemuda-pemuda sekarang sudah malas untuk bertani. Adit begitu sapaan akrabnya, berharap Gema Petani melahirkan Petani-petani muda yang mulai tergerus zaman milenial, serba instant dan malas untuk kembali bertani, tutup Adit.
SPI