MUSI BANYUASIN|KabarRI.com, – Menjelang Pilkada Muba 2024, kita sering kali mendengar tentang praktek pengumpulan KTP dan Kartu Keluarga (KK) oleh tim sukses paslon tertentu. Modus ini sering disertai dengan janji bantuan tunai atau program tertentu yang akan diberikan menjelang pemilihan. Namun, di balik janji manis tersebut, terdapat ancaman serius bagi keamanan data pribadi dan integritas pemilihan yang harus kita waspadai.demikian di sampaikan Al Ansor SH Ketua Laskar Garuda Sumsel Rabu 25 September 2024.
Ansor SH menjabarkan bahwa
Mengapa Pengumpulan KTP Berbahaya?
Pengumpulan KTP yang dilakukan oleh oknum tim sukses bukanlah praktik yang sepele. Di era digital ini, data KTP memiliki nilai yang sangat besar. Sekali data pribadi Anda jatuh ke tangan yang salah, risiko penyalahgunaannya sangat besar. Berikut adalah beberapa bahaya utama dari menyerahkan fotokopi KTP secara sembarangan:
1. Penyalahgunaan Identitas
Data pribadi seperti nomor KTP bisa disalahgunakan untuk berbagai tujuan yang tidak sah, seperti pengajuan kredit fiktif, pinjaman online, atau bahkan penipuan. Penyalahgunaan ini bisa merugikan Anda dalam jangka panjang, mulai dari masalah finansial hingga urusan hukum. Banyak kasus di mana seseorang tiba-tiba menerima tagihan hutang atau menjadi korban penipuan karena data pribadinya digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
2. Manipulasi Daftar Pemilih
Pengumpulan KTP secara massal juga bisa membuka jalan bagi manipulasi dalam proses pemilihan. Dengan memiliki data KTP dan KK, oknum tertentu dapat memanfaatkannya untuk memalsukan daftar pemilih atau menyusupkan nama-nama yang seharusnya tidak ada dalam daftar. Ini merusak integritas pemilu dan mencederai hak demokratis kita sebagai warga negara yang berhak memilih secara bebas dan adil.
3. Kontrol dan Tekanan Terhadap Pemilih
Setelah data Anda terkumpul, ada kemungkinan Anda bisa ditekan atau dimanipulasi untuk memberikan suara kepada paslon yang mengumpulkan KTP tersebut. Ini adalah bentuk intimidasi terselubung yang merusak prinsip dasar demokrasi, di mana setiap orang harus bisa memilih dengan bebas tanpa paksaan.
4. Janji Bantuan yang Tidak Pasti
Salah satu trik yang digunakan untuk menarik warga menyerahkan KTP adalah janji bantuan uang tunai atau barang barang lainnya. Namun, bantuan tersebut sering kali tidak sebanding dengan risiko yang kita tanggung dengan menyerahkan data pribadi. Bahkan, ada kemungkinan bantuan tersebut tidak akan pernah datang atau hanya diberikan sebagian kecil dari yang dijanjikan. Pada akhirnya, kita bisa tertipu dengan iming-iming yang tidak jelas sementara data pribadi kita sudah berada di tangan pihak yang tidak bertanggung jawab.
Menjaga Keamanan Data Pribadi Anda Sebagai warga yang cerdas, kita harus selalu waspada terhadap siapa pun yang meminta fotokopi KTP atau KK, terutama jika permintaan tersebut datang tanpa alasan yang jelas. Data pribadi adalah aset yang sangat berharga, dan kita tidak boleh sembarangan memberikannya. Jika ada pihak yang mencoba mengumpulkan data tersebut dengan alasan pemilu atau bantuan, pertanyakan maksud dan tujuannya. Jangan ragu untuk menolak jika Anda merasa tidak nyaman atau mencurigai adanya penyalahgunaan.
Mengumpulkan KTP sebagai bagian dari upaya mengontrol hasil pemilu adalah bentuk pelanggaran terhadap prinsip pemilihan yang jujur dan bebas. Kita berhak memilih tanpa intervensi dan tanpa harus khawatir bahwa data pribadi kita akan digunakan untuk tujuan yang tidak kita setujui. Dengan menjaga kerahasiaan dan keamanan data pribadi, kita ikut serta dalam menjaga integritas demokrasi dan memastikan bahwa Pilkada berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku,jelasnya
Sekali lagi mengingat bahwa Jangan Serahkan KTP Anda Begitu Saja,Jangan mudah menyerahkan fotokopi KTP atau KK hanya karena iming-iming bantuan atau janji uang tunai. Data pribadi adalah hak yang harus kita lindungi dengan sungguh-sungguh. Jika kita memberikan data ini tanpa pertimbangan matang, bukan hanya keamanan kita yang terancam, tetapi juga masa depan demokrasi di daerah kita. Mari kita bijak dan kritis dalam menghadapi setiap bentuk manipulasi, serta bersama-sama menjaga agar Pilkada berlangsung jujur dan adil.tutupnya ( Muslim. )